Social Icons

Facebooktwitter

Pages

Sabtu, 06 Oktober 2012

Makalah Teknologi Pendidikan_Shofia Fajrin PG B



M A K A L A H
Teknologi Pendidikan
e – Learning”




Dosen Pengampu :

Kurnia Hidayati, M.Pd.
198106202006042001

Disusun Oleh :
Shofia Fajrin Hardiyanti
210611068



JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2012












BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

Rumusan Masalah
1.      Apa itu e-learning ?
2.      Bagaimana cara pembelajaran dengan e-learning ?
3.      Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memanfaatkan e-learning ?
4.      Bagaimana E-learning dan internet dalam pembelajaran?
5.      Apa saja model yang diterapkan dalam e-learning?
6.      Bagaimana Evaluasi e-learning?






BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian e-learning
E-learning singkatan dari electronic learning, merupakan Istilah popular dalam pembeajaran on-line berbasis Internet dan Internet. Teknologi e-learning ini mrupakan sebuah teknologi yang dijembatani oleh  internet, membutuhkan  sebuah media untuk dapat menampilkan materi-materi kursus dan pertanyaan-pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitaskomunikasi untuk dapat saling bertukar informasi antara peserta dengan pengajar. Telelearning merupakan hubungan antara orang dan sumber yang menggunakan media teknologi komunikasi dan belajar sebagai tujuannya, On line learning merupakan pemanfaatn sebagaian dari pembelajaran berbasis teknologi dan menggambarkan pembelajaran lewat inetrnet. E-learning merupakan pembelajaran berbasis teknologi, mencakup sejumlah aplikasi dan proses, termasuk pembelajaran berbasis computer, pembelajaran berbasisis classroom, dan digital collaboration.
Distance learning adalah suatu proses membawa informasi pembelajaran yang ditujukan kepada siswa pada waktu, tempat, dan tampilan yang tepat. [1]

2. Cara pembelajaran dengan e-learning
1.      Soal-soal. Materi dapat dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya soal-soal yang disedian, dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan. Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur, dan pelajar medapatkan apa yang dibutuhkan.
2.      Komunitas. Para pelajare dapat mengembangkan komunitas on-line ­ untuk memperoleh dukungan dan saling berbagi informasi yang saloing menguntungkan
3.      Multimedia. Pengunaan teknologi audio dan video dalam penyampaian materi sehingga minat dalam belajar

3. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memanfaatkan e-learning
1.      Peserta didik selalu membawa pikiran, pemahaman, dan pengalaman sendiri ketika mulai belajar.
2.      Kemampuan kognitif peserta didik berkembang dengan kecepatan berbeda.
3.      Peserta didik belajar dengan cara dan kecepatan berbeda.[2]
4. E-learning dan internet dalam pembelajaran
Pemanfaatan internet untuk e-learning di sekolah dapat meningkat apabila fasilitas yang mendukungnya memadai, baik fasilitas yang berupa infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Karena itu demi kelancaran terapan e-learning dalam proses belajar mengajar, perlu diantisipasi hambat-an-hambatan yang sering muncul seperti ketersediaan telepon dan listrik. Penggunaan internet untuk pembelajaran sering disebut e-learning. Istilah lain untuk menamakan penggunaan internet dalam pembelajaran ialah Pembelajaran berbasis jejaring (web-based instruction), belajar on-line (online learning), ruang kelas virtual (classroom virtual), atau pembelajaran berbasis WWW (WWW based instruction).
Semua istilah tersebut menyiratkan penger-tian bahwa pembelajar terpisah dari pengajar secara jarak jauh, pembelajar menggunakan teknologi untuk mengakses bahan ajar, pembelajar menggunakan teknologi internet untuk berinteraksi dengan pengajar dan pembelajar yang lain, dan terdapat bantuan belajar yang disediakan bagi pembelajar. Anderson & Elloumi (2004) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan internet untuk mengakses bahan ajar, berinteraksi dengan isi bahan ajar, pengajar dan peserta ajar lainnya, dan mendapatkan bantuan belajar selama proses pembe-lajaran, untuk dapat memperoleh pengetahuan, mengkonstruksi pemahaman, dan bertumbuh kembang melalui pengalaman belajar.[3]
5. Model e-learning

1.      Web Course  adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.
2.      Web centric course  adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melaui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka
3.      Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.



6. Evaluasi e-learning
Terdapat banyak alat/instrumen (dari berbagai literatur) yang rinci untuk
melakukan evaluasi e-learning. Pada umumnya dibagi menjadi dua jenis. Pertama, ada
instrumen on-line untuk menilai, karakteristik-karakteristik pengguna dari perangkat
lunak. Kedua, ada alat-alat untuk merekam dan meneliti pemakaian dengan jangka
waktu dan frekuensi, baik melalui catatan dalam, halaman-halaman pengakses, profil
pengguna dll. Dari pemaparan ini, maka ada dua bagian yang perlu diketahui dalam
melakukan evaluasi WBT termasuk e-learning , yaitu:

1. Evaluasi Produk
Satu hal yang paling mendominasi evaluasi e-learning adalah menguraikan daftar perangkat lunak pendidikan tertentu tentang spesifikasi yang ada dalam perangkat tersebut. Kebanyakan daftar ini diterbitkan oleh pengembang-pengembang perangkat lunak. Sebenarnya, hal ini bukan untuk maksud menanyakan kegunaan daftar/laporantersebut atau meragukan kebenaran yang ada didalamnya, melainkan hanya sebuah evaluasi “yang bukan kontekstual” yang bisa diterima akan produk yang dihasilkan.

2. Evaluasi Kinerja
Scrivens (2000) di AS, menggunakan istilah ”evaluasi kinerja” untuk sesuatu yang akan dilakukan, di Eropa disebut sebagai penilaian siswa. Secara singkat dapat didefenisikan bahwa evaluasi kinerja siswa adalah suatu indikator tangguh yang menunjukkan efektivitas penyelengaraan e-learning. Lebih dari itu, suatu survey melaporkan tentang evaluasi kinerja dalam konteks e-learning sebagian besar terkait dengan peralatan dan instrumen-instrumen on-line untuk menguji pengetahuan pelajar berbasis kinerja (Piskurich & George, 2003).[4]






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA
Diat Prasojo, Dr. Lantip. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media. 2011.
http://unggul.wordpress.com di akses pada 27 Deptember 2012
Banawi , Anasufi.bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/ELEARNING.pdf.  di akses pada 27 September 2012




[1] Lantip Diat Prasojo. Teknologi Informasi Pen didikan. Yogyalarta: Gava Media. 2011. Hal. 207-208
[2] Ibid. hal 216
[3] http://unggul.wordpress.com di akses pada 27 Deptember 2012
[4]  Anasufi Banawi.bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/ELEARNING.pdf.  di akses pada 27 September 2012

0 komentar:

Posting Komentar