M A K A
L A H
Teknologi
Pendidikan
“e –
Learning”
Dosen
Pengampu :
Kurnia
Hidayati, M.Pd.
198106202006042001
Disusun
Oleh :
Shofia Fajrin Hardiyanti
210611068
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PONOROGO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris:
Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam
proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi
logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk
dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung.
E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu
saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program
pendidikan.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu e-learning ?
2.
Bagaimana cara pembelajaran dengan e-learning ?
3.
Faktor apa saja
yang perlu dipertimbangkan dalam memanfaatkan e-learning ?
4.
Bagaimana E-learning dan internet dalam
pembelajaran?
5.
Apa saja model yang diterapkan dalam e-learning?
6.
Bagaimana Evaluasi e-learning?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian e-learning
E-learning
singkatan dari electronic learning, merupakan Istilah popular dalam pembeajaran
on-line berbasis Internet dan Internet. Teknologi e-learning ini mrupakan
sebuah teknologi yang dijembatani oleh
internet, membutuhkan sebuah
media untuk dapat menampilkan materi-materi kursus dan pertanyaan-pertanyaan
dan juga membutuhkan fasilitaskomunikasi untuk dapat saling bertukar informasi
antara peserta dengan pengajar. Telelearning merupakan hubungan antara orang
dan sumber yang menggunakan media teknologi komunikasi dan belajar sebagai
tujuannya, On line learning merupakan pemanfaatn sebagaian dari pembelajaran
berbasis teknologi dan menggambarkan pembelajaran lewat inetrnet. E-learning merupakan
pembelajaran berbasis teknologi, mencakup sejumlah aplikasi dan proses,
termasuk pembelajaran berbasis computer, pembelajaran berbasisis classroom, dan
digital collaboration.
Distance
learning adalah suatu proses membawa informasi pembelajaran yang ditujukan
kepada siswa pada waktu, tempat, dan tampilan yang tepat. [1]
2. Cara pembelajaran dengan e-learning
1.
Soal-soal. Materi dapat dapat disediakan dalam
bentuk modul, adanya soal-soal yang disedian, dan hasil pengerjaannya dapat
ditampilkan. Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur, dan pelajar
medapatkan apa yang dibutuhkan.
2.
Komunitas. Para pelajare dapat mengembangkan
komunitas on-line untuk memperoleh dukungan dan saling berbagi
informasi yang saloing menguntungkan
3.
Multimedia. Pengunaan teknologi audio dan video
dalam penyampaian materi sehingga minat dalam belajar
3. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memanfaatkan e-learning
1.
Peserta didik selalu membawa pikiran,
pemahaman, dan pengalaman sendiri ketika mulai belajar.
2.
Kemampuan kognitif peserta didik berkembang
dengan kecepatan berbeda.
3.
Peserta didik belajar dengan cara dan kecepatan
berbeda.[2]
4. E-learning dan internet dalam pembelajaran
Pemanfaatan
internet untuk e-learning di sekolah dapat
meningkat apabila fasilitas yang mendukungnya memadai, baik fasilitas yang
berupa infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Karena itu demi
kelancaran terapan e-learning dalam proses belajar
mengajar, perlu diantisipasi hambat-an-hambatan yang sering muncul seperti
ketersediaan telepon dan listrik. Penggunaan internet untuk pembelajaran sering
disebut e-learning.
Istilah lain untuk menamakan penggunaan internet dalam pembelajaran ialah Pembelajaran
berbasis jejaring (web-based instruction), belajar on-line
(online
learning), ruang kelas virtual (classroom virtual),
atau pembelajaran berbasis WWW (WWW based instruction).
Semua
istilah tersebut menyiratkan penger-tian bahwa pembelajar terpisah dari
pengajar secara jarak jauh, pembelajar menggunakan teknologi untuk mengakses
bahan ajar, pembelajar menggunakan teknologi internet untuk berinteraksi dengan
pengajar dan pembelajar yang lain, dan terdapat bantuan belajar yang disediakan
bagi pembelajar. Anderson & Elloumi (2004) mendefinisikan e-learning
sebagai penggunaan internet untuk mengakses bahan ajar, berinteraksi dengan isi
bahan ajar, pengajar dan peserta ajar lainnya, dan mendapatkan bantuan belajar
selama proses pembe-lajaran, untuk dapat memperoleh pengetahuan, mengkonstruksi
pemahaman, dan bertumbuh kembang melalui pengalaman belajar.[3]
5. Model
e-learning
1. Web Course adalah
penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan
pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.
2.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan
antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi
disampaikan melaui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka
3. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.
6. Evaluasi e-learning
Terdapat banyak alat/instrumen (dari
berbagai literatur) yang rinci untuk
melakukan evaluasi e-learning. Pada
umumnya dibagi menjadi dua jenis. Pertama, ada
instrumen on-line untuk menilai,
karakteristik-karakteristik pengguna dari perangkat
lunak. Kedua, ada alat-alat untuk
merekam dan meneliti pemakaian dengan jangka
waktu dan frekuensi, baik melalui catatan
dalam, halaman-halaman pengakses, profil
pengguna dll. Dari pemaparan ini, maka ada
dua bagian yang perlu diketahui dalam
melakukan evaluasi WBT termasuk e-learning
, yaitu:
1. Evaluasi Produk
Satu hal yang paling mendominasi
evaluasi e-learning adalah menguraikan daftar perangkat lunak pendidikan
tertentu tentang spesifikasi yang ada dalam perangkat tersebut. Kebanyakan daftar
ini diterbitkan oleh pengembang-pengembang perangkat lunak. Sebenarnya, hal ini
bukan untuk maksud menanyakan kegunaan daftar/laporantersebut atau meragukan
kebenaran yang ada didalamnya, melainkan hanya sebuah evaluasi “yang bukan
kontekstual” yang bisa diterima akan produk yang dihasilkan.
2. Evaluasi Kinerja
Scrivens (2000) di AS, menggunakan
istilah ”evaluasi kinerja” untuk sesuatu yang akan dilakukan, di Eropa disebut
sebagai penilaian siswa. Secara singkat dapat didefenisikan bahwa evaluasi
kinerja siswa adalah suatu indikator tangguh yang menunjukkan efektivitas
penyelengaraan e-learning. Lebih dari itu, suatu survey melaporkan
tentang evaluasi kinerja dalam konteks e-learning sebagian besar terkait
dengan peralatan dan instrumen-instrumen on-line untuk menguji
pengetahuan pelajar berbasis kinerja (Piskurich & George, 2003).[4]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
E-learning telah
mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi,
peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta
didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik
dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Diat Prasojo, Dr.
Lantip. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media. 2011.
http://unggul.wordpress.com di akses
pada 27 Deptember 2012
Banawi , Anasufi.bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/ELEARNING.pdf.
di akses pada 27 September 2012
[1] Lantip
Diat Prasojo. Teknologi Informasi Pen didikan. Yogyalarta: Gava Media.
2011. Hal. 207-208
[2] Ibid.
hal 216
[3] http://unggul.wordpress.com di akses
pada 27 Deptember 2012
[4] Anasufi Banawi.bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/ELEARNING.pdf.
di akses pada 27 September 2012